Label

Rabu, 24 Desember 2008

Menyambut NATAL 2008


KONTROVERSI SEPUTAR 'THE JESUS SEMINAR'
Kaum Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, dilahirkan dari Perawan Maria dan suaminya yang tukang kayu, Yosef.Dengan penyalibannya, ia menebus atau menyelamatkan umat manusia. Dengan kebangkitannya kembali, ia menjanjikan kehidupan kekal. Tetapi sekelompok ahli teologi dan sejarawan di Amerika Utara mempertanyakan tentang Yesus -- serta keakuratan Perjanjian Baru. Sekitar 50 sarjana membentuk apa yang dinamakan "Jesus Seminar". Mereka menyatakan tengah menggali kembali pemahaman-pemahaman baru tentang kehidupan Kristus -- terlepas dari apa yang mereka namakan "dogma dan mitos gereja selama berabad-abad." Mereka mengatakan, pendekatan mereka adalah dengan menganalisis teks-teks Alkitab -- dengan menggunakan pengetahuan mutakhir tentang budaya, sejarah, politik, dan bahasa di Palestina kuno. Dalam proses itu, mereka mengecilkan hakikat keilahian Yesus -- dan menonjolkan sisi manusiawinya.

Marcus Borg adalah seorang Profesor Agama dan Budaya di Oregon State University di Corvallis, yang berpendidikan Oxford. Bagi banyak kaum Kristen arus-pokok di Amerika Utara, suatu cara lama dalam memahami Yesus telah tidak mempan lagi bagi mereka -- yakni cara pandang yang eksklusif: Kristianitas adalah satu-satunya jalan keselamatan, yang menekankan kelahiran dari perawan, dan (Yesus) mati untuk dosa-dosa kita.
Dalam zaman yang secara religius bersifat pluralistik, cara pandang lama itu tidak lagi memikat. Banyak di antara orang-orang ini tetap menjadi anggota gereja, tetapi dengan setengah hati -- (mereka bilang kepada saya), "Saya selalu harus mengatupkan jari-jariku bila mendengar, 'Yesus dilahirkan oleh seorang perawan...' atau 'Yesus naik dengan tubuhnya ke surga.' "
Professor Borg berkata, 'Jesus Seminar' menekankan pelajaran --tetapi bukan bahasa harfiah-- dari kitab-kitab Injil Perjanjian Baru. Demikianlah, maka kelahiran dari perawan tidak dianut secara harfiah --melainkan sebagai kisah yang harus ditafsirkan. Banyak anggota Seminar berkata, bahwa budaya-budaya sering menggunakan kembang-kembang bahasa --seperti "dilahirkan dari antara para dewa"-- untuk menjelaskan sifat-sifat istimewa dari tokoh-tokoh historis.
Mereka juga mengatakan, bahwa cara bercerita di zaman kuno tidak selalu berpegang ketat kepada fakta -- yang menurut mereka adalah bagian penting dari model saintifik pada masa kini.
Demikianlah, Injil Lukas menceritakan kisah Maria, Ibu Yesus yang tengah mengandungnya, mengunjungi saudara sepupunya yang juga tengah mengandung, Elizabeth, beserta suaminya Zechariah.
Seorang malaikat menyatakan kepada Zechariah, bahwa sekalipun usia mereka sudah tua, Tuhan mengarunia dia dan istrinya dengan seorang anak. Bayi itu ternyata menjadi tokoh kunci lain dari Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis.
Ray Hoover adalah seorang pendeta yang ditahbiskan dalam Gereja United Church of Christ -- ia juga Profesor Literatur Alkitab dan Agama di Whitman College di Walla-Walla, Washington. Menurut dia:
Dalam cerita Lukas, seorang perempuan tua dan mandul,Elizabeth, dan seorang gadis muda dan tak berpengalaman, Maria, mendapati kehidupan masing-masing dirahmati dengan
makna istimewa dalam mengandung seorang bayi. Ini tidak boleh dilupakan, sebagai suatu kehidupan penting yang muncul di antara orang kebanyakan. Lukas berkata, bahwa hidup dapat dirahmati bahkan dalam keadaan yang paling sederhana. Kuasa untuk mengubah sejarah dapat muncul dari kalangan orang biasa, bukan hanya dari kalangan tinggi dan berkuasa. Kita biasanya mengharapkan kreativitas muncul di kalangan anak muda. Lukas menyatakan bahwa rahmat dapat muncul dalam kehidupan kita pada usia kapan saja. Sesuatu yang baru dapat mengubah makna hidup kita dalam usia menengah atau usia tua kita.
Pendekatan yang dilakukan oleh para sarjana 'Jesus Seminar' terhadap Yesus dipersoalkan oleh para sarjana Alkitab ortodoks. Mereka berkata: "Kelompok ini (Jesus Seminar)merupakan sekelompok sarjana Alkitab yang memilih-diri-sendiri (self-selected) dan mempunyai tujuan khusus untuk membuktikan-salah Yesus yang diajarkan di Sekolah-Sekolah Minggu."
Ben Witherington adalah seorang Profesor Tafsir Perjanjian Baru di Asbury Theological Seminary di Lexington, Kentucky. Dia bilang:
"Bila saya pergi ke Eropa atau Jerman, kebanyakan sarjana di sana berkata bahwa ini hanya bisa terjadi di Amerika. [Jesus Seminar] tidak mewakili para sarjana mainstream. Kelebihan 'Jesus Seminar' adalah mencari publisitas dengan membuat pernyataan-pernyataan radikal. Ini contoh bagus dari politik.
Mereka sangat lihay memanipulasi media."
Para pengritik berkata, bahwa metode yang digunakan oleh 'Jesus Seminar' cacad. Misalnya, para sarjana 'Jesus Seminar' berkata, bahwa mereka menggunakan banyak sumber untuk menetapkan keakuratan historis dari teks-teks Alkitab. Tetapi para pengritiknya berkata, bahwa 'Jesus Seminar' menolak tulisan-tulisan yang tidak sesuai dengan pandangan mereka sendiri. Misalnya, Ben Witherington berkata, Injil Matius dan Lukas dari Perjanjian Baru menyebutkan tentang kelahiran dari perawan -- yang seharusnya cukup untuk meyakinkan peserta Seminar tentang keakuratan historis. Tetapi para anggota Seminar berkata, jika peristiwa yang menakjubkan itu benar,
Injil-Injil yang lain pun tentu akan menyebutkannya. Para sarjana yang lebih konservatif mengeluh bahwa Seminar menolak mempertimbangkan fenomena supernatural -- baik itu malaikat, mukjizat, atau Yesus sebagai penjelmaan Tuhan:
"Para sarjana ortodoks, ketika mempelajari teks-teks Alkitab, tidak berangkat dari anggapan bahwa mukjizat adalah mustahil dan kita harus memperlakukannya sebagai mitos atau legenda. Seorang sejarawan yang terbuka terhadap hal-hal supernatural
akan menunda penilaian dan meneliti bukti-bukti individual kasus demi kasus."
Para pengritik juga mengecam cara Seminar bergantung pada apa yang mereka anggap sebagai dokumen yang meragukan --misalnya apa yang disebut "Injil Gnostik" dari Thomas. Injil itu menekankan ucapan-ucapan Yesus -- yang menggambarkannya sebagai orang arif, tetapi bukan Putra Allah.
Para pengritik juga menolak sikap Seminar yang mempertanyakan keotentikan ucapan-ucapan Yesus. Para anggota Seminar berkata, bahwa tradisi lisan tidak selalu akurat, dan bahwa generasi-generasi Kristen yang belakangan mungkin sekali menerapkan kepercayaan mereka sendiri kepada Yesus. Tradisi Yesus diwariskan oleh orang-orang Yahudi awal, yang tahu bagaimana meneruskan tradisi dengan sangat hati-hati dan
jujur. Tidak realistik untuk menganggap bahwa orang Yahudi abad pertama, yang sangat menjunjung tinggi tradisi suci, tidak memperlakukan tradisi itu dengan jujur dan dilandasi doa.
Sikap mempertanyakan tradisi oleh Seminar itu juga menimbulkan masalah-masalah teologis:
Pertanyaan yang harus diajukan kepada Seminar adalah: jika apa yang mereka katakan benar -- mengapa ada Kristianitas itu sendiri? Mengapa Yesus tidak tenggelam di dalam keranjang sampah sejarah? Masalahnya bagi orang awam adalah: jika 'Jesus
Seminar' benar, mengapa kita harus peduli dengan tokoh Yesus itu sendiri?
Para anggota 'Jesus Seminar' berkata, tugas pokok mereka adalah menggali bukti-bukti yang akurat secara historis dan saintifik; masalah teologis harus digarap belakangan. Mereka menyadari bahwa temuan-temuan mereka dapat menantang pandangan-pandangan dan asumsi-asumsi tradisional dari Kristianitas. Tetapi mereka berkata, itu sendiri bukanlah hal yang buruk -- mereka malah berpendapat bahwa karya mereka akan memperkuatnya.***
http://media.isnet.org/antar/etc/KontroversiSeminar.html

Senin, 22 Desember 2008

Hari IBU, 22 Desember 2008



"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (Luqman :14)






Kasih Ibu
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi
tak harap kembali
bagai yang surya
menyinari dunia

Minggu, 21 Desember 2008

Panitia Pemilihan


Profesi ini dimulai ketika Pemilu 1982, saya ikut sebagai KPPS di TPS kampung saya. Ternyata kegiatan menjadi "profesi" bagi saya di berbagai kegiatan yang menyangkut masalah pemilihan, dari tingkat kampung sampai nasional.
Aktifitas sebagai anggota KPPS bermula hanya sebagai petugas penjaga kotak suara, kemudian Pemilu 1987 di bagian pendaftaran, Pemilu 1992 jadi sekretaris KPPS juga Pemilu 1997. Untuk pemilu 1999 yang demokratis, ga boleh ikut karena sebagai PNS ga boleh jadi KPPS, maklum selama orde baru KPPS harus PNS atau pensiunan.
Masih dalam kegiatan pemilihan, kali ini pada lingkup Muhammadiyah. Pada Musyawarah Wilayah Muhammadiyah DIY tahun 1989 di Bantul saya terpilih sebagai sekretaris Pan Pemilihan untuk Musyawarah Wilayah Muhammadiyah akhir periode (tahun 1991).
Ternyata kegiatan Musy Wil belum berlangsung saya ditunjuk menjadi Ketua Pan Pemilihan pada Musy Wil Pemuda Muhammadiyah DIY tahun 1990 di Wates. Alhamdulillah kegiatan tersebut dapat saya laksanakan dengan lancar, meski saya juga merangkap sebagai salah satu calon, dan malah dapat pringkat ke 3.
Muktamar Muhammadiyah ke 42 di Jogja menambah pengalaman baru, meski bukan panitia resmi, tapi disuruh ikut bantu Pak Djaldan di bagian perhitungan suara di salah satu ruangan UMY. Disini ada pengalaman baru, tidak hanya masalah teknis, tetapi masalah non teknis, issue banyak mewarnai suasana pemilihan. Sehingga sangat dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam perhitungan. karena sebelumnya dalam perhitungan suara di sidang tanwir sempat diulang, gara-gara jumlah suara yang masuk tidak habis dibagi 39 (satu orang memilih 39 nama). Semalam suntuk melakukan perhitungan, menghasilkan suara terbanyak Ahmad Azhar Basyir, yang kemudian terpilih menjadi Ketua PP Muhammadiyah.
Musy Wil Muhammadiyah DIY di Wonosari tahun 1991, memberi pelajaran berharga karena saya mulai menggunakan komputer sebagai alat bantu perhitungan, karena bisa lebih akurat dan cermat. Meski hanya menggunakan Lotus 123 dengan Data Distribusi, dapat mengatasi persoalan tersebut, karena dapat dipastikan semua suara tidak ada yang kececer. Pada Musywil tersebut perhitungan dilakukan di Kantor Dep Agama Gunung Kidul dan mendapat suara terbanyak H.Muhammad Muqaddas, Lc.
Pada tahun 1995 saya berkesempatan ikut Muktamar Muhammadiyah ke 43 di Banda Aceh, sebagai panitia pendaftaran peserta. Karena pendaftaran udah selesai, saya bantu di Panitia Pemilihan. Sebagaimana biasa perhitungan dilakukan di ruangan tertutup, di sebuah instansi pemerintah. Di tengah perhitungan yang melelahkan, Ketua Panitia Pan Pemilihan meminta perhitungan ditunda esok harinya, karena dikhawatirkan terjadi kekurangcermatan yang bisa menimbulkan masalah. Sampai asrama ternyata wartawan udah pada nunggu, tetapi karena sudah ada kesepakatan bahwa keterangan akan dib erikan kalau sudah selesai, maka hanya disampaikan bahwa perhitungan ditunda. Begitu masuk kamar seorang wartawan mendesak minta info hasil perhitungan, alhamdulillah saya bisa menahan diri untuk tidak bocorkan. Pagi harinya perhitungan dilanjutkan, sebetulnya masih menggunakan sistem manual, tapi saya sengaja gunakan komputer Lotus 123, baru hasilnya saya tuliskan pada lembar perhitungan. Begitu selesai perhitungan, datang seorang Calon anggota PP Muh yang mendesak agar segera diumumkan hasilnya, dengan alasan wartawan udah tidak sabar menunggu. Muktamar Aceh menghasilkan suara terbanyak untuk Dr HM Amien Rais yang kemudian terpilih sebagai Ketua PP muhammadiyah.
Musywil Muhammadiyah DIY 1995, sebetulnya saya tidak ikut Panitia Pemilihan, tetapi karena Ketua Panitia Pemilihan ada tugas ke luar negeri, kemudian saya ikut bantu. Mulai saat itu saya gunakan program Excel yang ditayangkan langsung ke layar menggunakan LCD, sehingga banyak yang bisa yang bisa saksikan secara langsung. Musywil 1995 di kompleks UAD jl. Kapas, dan H Ali Warsito mendapat suara terbanyak.
Penampilan pada saat penghtungan suara yang menggunakan LCD rupanya menarik PDM Kota Yogyakarta, sehingga saya juga diminta bantuan untuk melakukan penghitungan suara pada saat Musyda Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
Gegap gempita reformasi telah melahirkan PAN, yang ketika Kongres I PAN di Jogja telah menunjuk saya untuk membantu di Pan Pemilihan khususnya saat penghitungan suara, baik pemilihan formatur maupun ketua umum. Meskipun penghitungan suara manual tetap dilakukan, tetapi juga ditampilkan penghitungan melaui program Excel sehingga biusa dimonitor dari beberapa layar TV yang dipasang di seputar arena kongres. Mulai ssat itu saya buat tampilan foto calon ketua umum yang dibawahnya ada kolom perhitungan suara, sehingga cukup "atractive". Demikian juga pada saat Musywil PAN DIY di Wonosari, saya terlibat dalam penghitungan suara. Kesuksesan itu kemudian membuat saya ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pemilihan pada saat Musyda PAN Kota Yogyakarta. Hal ini membuat saya cukup "sibuk" karena tidak hanya masalah teknis tetapi sudah masalah politik. Prinsip yang saya gunakan hanyalah "taat peraturan", sehingga tugas dapat saya selesaikan dengan baik.
Menghadapi Muktamar Muhammadiyah ke 44 tahun 2000, PP Muhammadiyah telah menunjuk saya sebagai wakil sekretaris Pan Pemilihan yang kemudian disyahkan oleh Sidang tanwir di Bandung. Tahapan dalam proses pemilihan ini cukup panjang. Mulai penjaringan calon, penetapan calon sementara, calon tetap sampai terpilihnya 13 anggota PP Muhammadiyah dan ketua PP Muhammadiyah. Penjaringan calon dimulai dengan mengirimkan surat pencalonan kepada anngota Tanwir, yang masing-masing mengusulkan sebanyak 13 nama. Kegiatan ini menyita banyak waktu, karena saya harus selalu mendata nama yang diusulkan. Sehingga saya membuat tabel calon sementara serta jumlah pengusul, hal ini mudah dilakuakn dengan menggunakan Excel. Sehingga ketika rapat panitia, dapat dengan mudah diketahui jumlah calon serta peringkatnya.
Selaku panitia pemilihan, saya membuat kerjasama dengan Tim IT PPMM 44 dari Jakarta, dengan harapan akan dapat dibuat sistem yang lebih bagus. Ternyata pada saat Tanwir ada kesalahfahaman dengan Tim IT, sehingga ketika penghitungan tetap menggunakan program Excel yang saya buat. Kelemahannya adalah waktu pengisian bisa terjadi pengulangan nama, sehingga seseorang bisa mendapat dua suara dari sebuah kartu. hal ini terjadi ketika penghitungan sampai kartu yang ke 41, ada seorang calon (Prof Syafii Maarif) sudah memperoleh 42 suara. alhamdulillah ketika ditelusur dapat diketahui letak kesalahannya. Pengalaman ini membuat Pan Pemilihan lebih berkoordinasi dengan Tim IT untuk membuat suatu sistem entri data, yang tidak bisa seseorang dientri dua kali dalam satu kolom kartu.
Alhamdulillah tugas bisa dilaksanakan dengan baik, termasuk ketika memimpin sidang pemilihan, dihadapan ribuan peserta muktamar.
Jabatan ketua panitia pemilihan diamanahkan pada saya untuk Musywil Muhammadiyah DIY dan dilaksanakan di Prambanan, beruntunglah sebagai sekretaris Izzul Muslimin dari Pem Muhammadiyah. Rangkaian kerja mulai pencalonan hingga tahap akhir dapat duikerjakan dengan baik. Selain menggunakan program Excel, maka untuk pengenalan calon dibuat profil calon dengan Power Point, sehingga menjadi lebih menarik.
Pada Muktamar ke 45 Muhammadiyah di Malang tahun 2005, saya bertugas sebagai sekretaris panitia pemilihan. Seabagaimana Muktamar Jakarta, saya mempersiapkan sejak penjaringan calon sampai tahap akhir. Kebetulan muktamar memang mengusung tema Full IT. Tetapi ini mempunyai masalah sendiri, ketika PPMM malang mengusulkan pemilihan menggunakan sistem FULL IT, sehingga pemilihan bisa berlangsung singkat. Tetapi beruntunglah hal ini tidak disetujui oleh PP Muhammadiyah, karena malah peserta tidak bisa mengikuti proses penghitungan suara. Akhirnya pemilihan tetap sistem manual sedang penghitungannya dengan IT. Ruang sidang yang disiapkan bagus, membuat penampilan Profil calon dengan Power Point berlangsung semarak. Meski persiapannya cukup rumit. Ternyata ada beberapa calon yang lolos sebagai calon tetap di tanwir, minta agar foto dirinya diganti dengan yang lebih menarik. Sehingga terpaksa panitia pemilihan kerja keras untuk merobah, penampilan power point pada saat pengenalan profil calon.
Perhitungan suara hasil Sidang Rumit, mengalami kendala karena koordinasi dengan Tim IT UMM belum bagus, sehingga terpaksa masih menggunakan program Excel yang lama. Kelemahan program ini terbukti di hasil perhitungan, karena jumlah suara "tidak habis dibagi 39" berarti ada kolom yang "keliru". Melalui kerja cermat Izzul Muslimin, dapat diketahui ada satu kolom yang terisi tanda koma (') dan dapat ditelusuri nomor kartunya. Akhir jelang shubuh perhitungan dapat selesai, menghasilkan 39 calon tetap yang akan dibawa ke Sidang Pleno Muktamar.
Hasil 39 nama calon tetap, harus diterbitkan dalam buku calon tetap, alhamdulillah panitia dia Malang dapat membantu dengan baik, dan dapat diterbitkan buku yang cukup bagus berisi profil singkat ke 39 nama calon tetap. Demikian juga dengan sistem perhitungan panitia setelah kita beritahu, Tim IT segera mempersiapkan 10 komputer yang terkoneksi dan ada satu komputer induk yang menampung dan menjumlah hasil dari 10 komputer dan mnampilkan display hasil di layar besar.
Sidang Pleno Muktamar berlangsung dengan seksama, diawali dengan pengenalan calon melalui display profil calon yang ditayangkan dengan Power Point. Kemudian dialnjutkan dengan pemilihan. Alhamdulillah semua berjalan lancar, hingga sidang ditutup.
Penghitungan suara dilakukan usai sholat isya, di ruang IT. Dengan persiapan bagus dapat dilaksanakan dengan lancar, wartawan mengikuti dari layar, hasil perhitungan yang menunjukkan hasil penjumlahan dari 10 komputer yang menghitung/mengentri data dari kartu suara. dalam waktu relatif singkat dari sekitar 2000 kartu dapat dihitung secara cepat dan cermat yang menghasilkan 13 nama anggota PP Muhammadiyah. Ditengah acara perhitungan hadir Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafii Maarif, yang berdecak kagum melihat sistem penghitungan suara.
Pagi harinya, Panitia Pemilihan melaporkan hasil pemilihan kepada Sidang Pleno yang menerima laporan dengan suara bulat dan dilanjutkan dengan Rapat Tertutup 13 anggota terpilih dipimpin Ketua Panitia Pemilihan. Terpilih sebagai Ketua Umum PP Muh Din Samsuddin.
Kegiatan pemilihan terakhir (sementara) tahun yang saya bertugas adalah Pemilihan pada Musywil Muhammadiyah DIY tahun 2005 di Bantul. karena persiapan cukup bagus di bidang IT, semuanya adapat lancar dan terlebih lagi saya tidak menjadi calon, jadi bisa lebih fokus. Terpilih 13 anggota PWM, dan ketika saya memimpin sidang 13 anggota terpilih dengan cepat memilih Agung danarto menjadi ketua PWM DIY periode 2005-2010.

Kamis, 18 Desember 2008

Sholat Idul Adha 1429 H

Sholat Idul Adha 1429 H, dalam suasana hujan di Alun-alun utara, lalu pindah ke Masjid Gedhe Kauman

Imam dan khatib : Prof. dr. Ali Ghufron Mukti PhD
Usai Sholat Ied dilanjutkan silaturrahim di gedung PDHI

Selasa, 09 Desember 2008

Mengapa BEREBUT DAN BERDESAK






Masih melekat dalam ingatan kita jatuhnya kurban jiwa pada tahun 1990, ketika ribuan jamaah haji jadi kurban di terowongan Mina. Demikian juga terjadi pada tahun-tahun berikutnya meskipun jumlah kurban jiwa bisa ditekan. Yang masih segar adalah kurban berebut zakat di Ramadhan 1429 H.
Hari-hari ini semua mass media memberitakan ricuhnya pembagian daging kurban dan jatuhnya kurban pingsan di berbagai kota akibat berdesakan untuk berebut daging kurban.
Menimbulkan pertanyaan bagi kita semua, mengapa hal yang tidak inginkan ini terus terjadi, bahkan untuk tahun ini pemberitaan tersebut meningkat.
Siapa yang salah.....:
- masyarakat yang berebut
- jatah yang kurang
- sistem pembagian yang kurang bagus
Tentu semua pihak tidak menginginkan hal itu terjadi, tetapi hal itu selalu terjadi. Alhamdulillah untuk jamaah haji, tahun ini terbilang tertib, karena Pemerintah Arab Saudi telah menambah fasilitas dan petugas untuk mengatur jutaan jamaah haji.
Ada satu hal yang menarik kalau kita urai kasus tersebut. Untuk jamaah haji, ada satu kesan, jamaah saling berebut cepat adalah karena ingin segera selesai melunasi semua kewajiban. Sehingga merasa telah "lepas beban" kalo telah menunaikan kewajiban, seperti lempar jumroh. Keinginan segera "lepas beban" menjadikan sebagian jama'ah tergesa melaksanakan. Bahkan ketika belum sampai tempat yang memungkinkan untuk melempar, ada jamaah yang asal lempar. Padahal untuk mencapai bibir lingkaran bibir jamarat tidak terlalu sukar.
Penjelasan yang bisa difahami tentang makna ibadah perlu lebih disampaikan kepada para calon jamaah. Serta faktor ketertiban dan kedisiplinan dalam makna ibadah.
Jangan malah sampai jamaah merasa takut dan gelisah dalam beribadah.
Kasus antrean yang ricuh baik zakat maupun daging kurban, harus segera diatasi. Sistem pendistribusian yang baik, dengan melibatkan takmir masjid maupun kepantiaan yang tersistem harus segera dilaksanakan. OLrganisasi masyarakat, takmir masjid dan elemen lain perlu berkoordinasi, dengan satu tekad "Tidak ada lagi kericuhan dalam pembagian zakat dan daging korban"