Label

Senin, 29 Februari 2016

Pedoman Pengamatan dan Tuntunan Sholat Gerhana Matahari 9 Maret 2016

Pada tanggal 9 Maret 2016 pagi hari, dunia akan mengarahkan pandangannya ke Indonesia, peristiwa alam berupa Gerhana Matahari Total akan melewati jalur beberapa wilayah di Indonesia, dan hanya di Indonesia.  Peristiwa tersebut tentu tak akan dilewatkan oleh para Astronom dunia tentu saja termasuk Indonesia.
Mengingat peristiwa yang "sangat memalukan" dari Gerhana Matahari Total 1983, yang telah menunjukkan demonstrasi kebodohan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia.  Oleh karena itu peristiwa GMT 2016 akan banyak dinanti oleh masyarakat, meskipun sebagian masyarakat Indonesia hanya bisa menikmati peristiwa gerhana matahari parsial (GMP).
Peristiwa gerhana selain merupakan peristiwa alam juga adalah peristiwa agama, Islam memberikan tuntunan ummat dalam menanggapi peristiwa gerhana

selengkapnya.......



Selasa, 26 Mei 2015

Gundul-gundul pacul


Gundul Pacul

Gundul gundul pacul-cul,gembelengan…
Nyunggi nyunggi wakul-kul,gembelengan…
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar…
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar…



Tembang Jawa ini diciptakan tahun 1400an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.

Gundul
Adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala.
Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

Pacul (cangkul)
Adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.

Gundul pacul
Artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas), artinya bahwa:
Kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan
Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah:

1. Menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya.
2. Menggunakan kedudukannya untuk berbangga-bangga di antara manusia.
3. Dia menganggap kekuasaan itu karena kepandaiannya.

Nyunggi wakul, gembelengan 
Nyunggi wakul
Artinya membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul dikepalanya.
Wakul
Adalah simbol kesejahteraan rakyat.
Kekayaan negara, sumberdaya, Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat.




Kedudukannya di bawah bakul rakyat.
Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul ?
Tentu saja pemilik bakul.
Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya.

Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main).
Akibatnya

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.
Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat!
Semoga kita jadi pribadi yang memiliki integritas sehingga siap menjadi suri tauladan dimanapun kita berada.

Dikutip dari Grup WA Kauman yang beredar (sehingga belum diketahui penulisnya) 

Selasa, 05 Mei 2015

MUADZIN GILA

MUADZIN GILA...!!!
Suasana sebuah kampung tiba-tiba heboh, karena pd saat jam 22.00 terdengar adzan berkumandang dari sebuah mushalla setempat melalui pengeras suara yang memecah keheningan malam.
Warga berbondong-bondong mendatangi mushalla itu meski mereka sudah tahu siapa yang melakukannya...Mbah Sadi, suaranya sdh dikenal dikampung itu, umurnya sudah mencapai kepala tujuh.
Warga dipenuhi pertanyaan, mengapa Mbah Sadi adzan pada jam sepuluh malam..??
Ketika warga sampai di pintu mushalla, Mbah Sadi baru selesai adzan dan mematikan sound system.
“Mbah tahu gak, jam berapa sekarang..??” kata Pak RT.
“Adzan apa jam segini, Mbah..??”
“Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat,” sambar Roso dengan nada prihatin.
"Sekarang banyak betul aliran macam-macam.
“Ah, dasar Mbah Sadi sudah gila".
“Kalau nggak gila, mana mungkin adzan jam segini..??”
“Kalian ini ......,” jawab Mbah Sadi tenang. “Tadi, waktu saya adzan Isya, tidak seorang pun yang datang ke musholla. Sekarang saya adzan jam 10 malam, kalian malah berbondong-bondong ke mushalla. Satu kampung lagi...!!!
Kalo gitu... SIAPA YANG GILA....???”
Warga pun pulang satu persatu tanpa protes lagi. Termasuk Pak RT yang kemudian menjauh perlahan-lahan, tak berani melihat wajah Mbah Sadi.
Mawas diri...dipanggil dan diingatkan yg baik2 kadang2 kita tdk mau mendengarkan.
Tetapi begitu ada kesempatan mem-bodoh2kan dan memarahi orang, kita menyempatkan diri..😔
Astaghfirullah Al'adziim .....

Kamis, 19 Februari 2015

BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA

Menjai renungan kita bukan hanya di bidang pendidikan.semoga dpt membuka mata hati kita yg paling dalam

BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E
(excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru
saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai?
Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah
diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.
"Maaf Bapak dari mana?"

"Dari Indonesia," jawab saya.

Dia pun tersenyum.

Jumat, 18 Juli 2014

Membludak, Pendonor di Safari Ramadhan Donor Darah Pundi Amal SCTV di Yogyakarta


Panitia Safari Ramadhan Donor Darah Pundi Amal SCTV, pada Minggu 6 Juli 2014, yang terdiri dari Pengurus Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta - PMI DIY dan Pundi Amal SCTV terpaksa menambah jumlah bed menjadi 40 buah karena antusiasme warga yang hendak mendonorkan darahnya terus meningkat sejak pendaftaran dibuka pada usai Shalat tarawih. Usai kegiatan, PMI telah mengumpulkan 805 kantong darah yang berarti lebih dari jumlah yang ditargetkan sebanyak 750 kantong darah. Begitupun masih ada seratusan orang calon pendonor yang batal mendonorkan darah dan akhirnya meninggalkan lokasi.

"Ini di luar dugaan kami, karena pada tahun-tahun sebelumnya jumlah pendonor hanya mencapai sekitar 400 pendonor," kata Ketua Umum Pundi Amal M. Risanggono. Yogyakarta merupakan kota pertama dari rangkaian Safari Ramadhan Donor Darah Pundi Amal SCTV yang meliputi empat kota, Yogyakarta, Malang, Batu dan Surabaya. Donor darah dilakukan setelah berbuka puasa atau sekitar pukul 18.00 WIB dan ditutup setelah shalat tarawih.

Kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini, kata Risanggono merupakan upaya dari Pundi Amal SCTV bersama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengatasi minimnya persediaan darah yang sering terjadi selama bulan puasa. "Donor darah Ramadhan merupakan agenda tahunan Pundi Amal SCTV sebagai salah satu wujud menjalankan amanah yang dititipkan para pemirsa setia SCTV dengan menyalurkan bantuan kepada masyarakat," katanya. Mendonorkan darah merupakan bentuk lain dari beramal yang juga menyehatkan badan. Para pendonor yang memenuhi persyaratan akan mendapatkan kaus donor darah sebagai tanda terima kasih dan konsumsi yang sudah disiapkan Pundi Amal SCTV. Untuk menghibur para pendonor, Pundi Amal SCTV juga mengundang Christie Colondam atau yang lebih dikenal dengan Christie Miss Celebrity SCTV yang juga merupakan pembawa acara beberapa program di SCTV. 

Christie tertarik dengan berbagai macam kegiatan yang digelar Pundi Amal SCTV seperti donor darah di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Dirinya hadir di Yogyakarta sebagai bentuk dukungan terhadap Safari Donor Darah Ramadhan Pundi Amal SCTV. "Kegiatannya sangat ramai! kaget juga karena ini pertama kali aku mengikuti kegiatan donor darah dari awal, bahkan sempet diperiksa juga loh, tapi sayangnya belum memenuhi syarat untuk mendonor. Lebih kaget lagi karena bisa ketemu banyak pendonor, ada yang sudah ratusan kali berdonor, ada juga yang datang 20 km dari luar Jogja, jauh-jauh hanya untuk donor darah di bulan puasa pula, antusiasme masyarakatnya jempolan deh" katanya. (har)

Jumat, 14 Maret 2014

Penanggulangan Bencana Diharapkan Tak Terfokus Tanggap Darurat

Yogyakarta (Antara) - Penanggulangan bencana diharapkan tidak hanya terfokus pada kegiatan tanggap darurat, tetapi juga pemulihan jangka pendek maupun jangka panjang. 
"Selain itu hendaknya juga fokus pada kesiapsiagaan serta mitigasi dan pengurangan risiko bencana," kata Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan di Yogyakarta, Rabu. 
Menurut dia, hal itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para terdampak bencana dan perkembangan penanggulangan bencana di Indonesia. 
"Oleh karena itu, MDMC atau Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan Pusat (PP)

Muhammadiyah berperan aktif dalam penanggulangan bencana di Indonesia," katanya. 
Ia mengatakan atas peran aktifnya dalam penanggulangan bencana di Indonesia, MDMC atau LPB PP Muhammadiyah menerima penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 
"Penghargaan itu merupakan hasil kerja seluruh relawan Muhammadiyah, khususnya relawan `search and rescue` (SAR), Disaster Medic Committee (DMC), psikososial, dan anggota Muhammadiyah di akar rumput serta para pengurus MDMC pada semua tingkatan," katanya. 
Menurut dia, penghargaan tersebut hendaknya menjadi pemicu untuk bekerja dengan lebih baik dan berkualitas serta terstruktur sehingga MDMC diharapkan dapat terus memberikan manfaat bagi para terdampak dan bagi perkembangan penanggulangan bencana di Indonesia. 
"MDMC telah dirintis sejak 2007 dengan nama Pusat Penanggulangan Bencana yang kemudian dikukuhkan menjadi lembaga pada 2010 dengan tugas mengkoordinasikan sumber daya Muhammadiyah dalam kegiatan penanggulangan bencana," katanya. 
Ia mengatakan MDMC telah berdiri pada 17 Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah atau setingkat provinsi, dan telah bekerja dalam respons berbagai kejadian bencana alam dan sosial. 
"MDMC juga melaksanakan program kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan seperti sekolah siaga bencana, rumah sakit siaga bencana, komunitas siaga bencana, dan teologi bencana," katanya. (ar)

http://id.berita.yahoo.com/penanggulangan-bencana-diharapkan-tak-terfokus-tanggap-darurat-163843261.html

Jumat, 07 Februari 2014

BENCANA, EKOLOGI DAN HUMANITARIANISME

BENCANA, EKOLOGI DAN HUMANITARIANISME
Muhammad Azhar

Konsep tentang bencana ada yg tergolong pada natural disaster, namun ada pula yg terkait dgn human error. Yg pertama tentu “murni” dari kuasa Allah SWT, sedangkan yg kedua sering dianggap sbg kesalahan prilaku manusia. Kasus gempa bumi (earth quake), lumpur Lapindo (menurut sebagian pakar geologi), angin topan/puting beliung, membekunya es di AS, dan semisalnya, bisa digolongkan pada natural disaster. Sementara banjir, kebakaran dan sejenisnya termasuk pada wilayah human error, sbgmana firman Allah SWT: “Telah nyata kerusakan di darat dan di laut akibat ulah manusia”. Dalam firman yg lain juga dicantumkan bahwa segala hal positif itu datangnya dari Allah, adapun yg negatif akibat ulah manusia sendiri.
Berbicara ttg bencana tentunya tak dapat dipisahkan dari pemahaman ttg Taqdir, Ikhtiar dan Sunnatullah (yg telah diketahui maupun yg belum diketahui/terdeteksi). Di kalangan ulama Islam banyak penafsiran ttg tiga konsep tsb. Di sini penulis sederhanakan sbb: Taqdir merupakan ketetapan ilahi, sesuai dengan upaya minimal atau maksimal (Ikhtiar) manusia dalam memahami dan menjalani hukum-hukum Tuhan (Sunnatullah) di bidang social maupun natural selama hidup di dunia. Bila sunnatullah di bidang sosio-kultural memiliki dimensi relativitas yg tinggi, maka sunnatullah di wilayah natural-fisikal nilai relativitasnya lebih rendah. Sunnatullah atau hukum alam dan sosial ini akan menimpa semua umat manusia tanpa melihat aspek suku, bangsa bahkan agama. Misalnya, orang kafir yg rajin membaca/belajar dan berusaha tentu akan lebih cerdas, kaya, sehat dan sejahtera dibanding umat muslim yg malas belajar, malas berusaha dan malas berolah-raga. Contoh lainnya, bangunan gereja yg memiliki penangkal petir akan lebih selamat dari kilatan petir ketimbang masjid yg dibangun tanpa penangkal petir. Jadi, secara sunnatullah, hukum alam yg berlangsung di dunia ini bersifat adil dan objektif. Secara taqdir dan sunnatullah, umumnya masin-masing daerah/Negara sudah punya “sunnatullah”-nya sendiri-sendiri sesuai bakat alam yg mengitari. Misalnya, negara AS dan sebagian Eropa selalu akan didera badai topan dan es; Jepang, sebagian wilayah Iran dan pantai selatan Jawa maupun Sumatera lebih “berbakat menikmati” gempa karena secara sunnatullah memang berada di wilayah ring of fire. Daerah-daerah yg dekat pegunungan tentu lebih berpotensi mengalami bencana dampak meletusnya gunung api seperti Merapi, Sinabung, dll. Demikian contoh-contoh potensi bencana di daerah atau Negara lainnya.
Namun, mengingat manusia sebagai khalifatullah fil-ardl, maka baik potensi bencana yg natural disaster maupun human error, tetap berlaku firman Allah bahwa: “Sesungguhnya Allah tdk akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri terlebih dahulu berupaya merubah nasib mereka sendiri.“ (QS ar-Ra’du: 13). Maka untuk menjadi manusia sebagai agen ikhtiar dan agen perubahan yg memiliki kemampuan manajerial dalam pengelolaan alam dan kehidupan social, sudah barang tentu sangat dibutuhkan sarjana/ilmuan yg ahli dlm mengelola lingkungan dan tanggap bencana. Menarik sekali, misalnya, di UIN Suka Yogyakarta telah dibuka program S2 Social Worker yg lulusannya kelak diharapkan memiliki ketrampilan manajerial di bidang pembangunan maupun ahli di bidang kebencanaan dan sejenisnya. Pada level Negara juga telah diwujudkan sebuah institusi kebencanaan yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), demikian pula 33 cabangnya di daerah-daerah atau BPBD.
Ormas keagamaan seperti Muhammadiyah juga telah membentuk MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), juga ormas lain seperti DSUQ, LAZIS, Dompet Dluafa, dll. Berbagai perusahaan juga telah memiliki unit CSR (Corporate Social Responsibility) yg sebagian unit kerjanya aktif di bidang kebencanaan. Demikian pula PMI/Palang Merah Indonesia yg kini dipimpin oleh bpk Yusuf Kalla. Secara personal banyak bermunculan para relawan (voluntir) di bidang komunitas pelestari lingkungan seperti yg telah banyak ditampilkan dalam acara Kick Andy. Di dunia internasional seperti Malaysia, telah muncul gagasan criminilizing war yg dipelopori mantan PM Malaysia, Dr. Mahatir Mohammad. Demikian pula halnya yayasan kemanusiaan yg dipelopor oleh mendiang Nelson Mandela, Afrika Selatan. Mengingat perang juga akan melahirkan bencana social yg maha dahsyat, seperti yg kini tengah terjadi di Mesir, Suriah, Yaman, Irak, Afghanistan, Sudan Selatan, Myanmar bahkan Thailand yg kini berpotensi mengalami perang saudara. Khusus di Indonesia, masyarakat juga berharap lembaga seperti masjid, gereja/peribadatan lainnya, serta berbagai lembaga pendidikan sosial bisa dikembangkan menjadi pusat antisipasi bencana yg secara periodik melakukan edukasi, kampanye bahkan didesain sejak dini menjadi tempat pengungsian tatkala ada bencana. Yg tak kalah pentingnya adalah – terutama bagi partai politik – agar jangan sampai ada “politisasi bencana”. Maka secara keseluruhan, umat dan warga bangsa di masa depan perlu lebih meningkatkan lagi wawasan tentang humanitarianisme yg sejatinya memang membutuhkan ketulusan dan energi social yg berkelimpahan melalui konsep Ihsan.
Yg perlu juga disadari oleh umat dan warga bangsa bahkan warga dunia masa kini adalah bahwa bencana alam kini bukan lagi sebagai musibah yg perlu ditakuti, tetapi manusia butuh paradigm baru dimana bencana social dan alam sebaiknya dianggap sbg “sahabat”. Saatnya kini manusia “bersahabat” dengan berbagai bencana. Untuk itu diperlukan sikap mental antisipatif sejak dini berupa edukasi wawasan kebencanaan social maupun alam sejak kanak-kanak, bahkan sejak TK/SD sebagaimana pendidikan simulasi bencana di sekolah-sekolah dasar di Jepang. Juga pentingnya pewarisan “kisah-kisah” bencana melalui buku, film serta dokumentasi foto-foto pasca bencana, agar generasi muda masa depan lebih sadar bencana, mengingat 80% wilayah Indonesia memang rawan bencana. Selain itu perlu diadakan pelatihan secara periodik tentang antisipasi pra dan pasca bencana seperti persiapan tehnis: penyediaan stok makanan, air bersih/minum, penerangan, tikar, kasur, selimut terutama bagi anak-anak balita dan kaum perempuan, paling tidak selama 7 hari pasca bencana. Biasanya bantuan social pasca bencana butuh berhari-hari sampai ke korban bencana. Juga perlunya kesadaran warga untuk bersedia direlokasi seperti korban bencana Merapi di luar radius 15-20 km, Sinabung 5 km, serta daerah rawan longsor maupun pembangunan rumah susun bagi penduduk sekitar sungai. Wawasan tentang filosofi, teologi serta fikih bencana, fikih air, fikih lingkungan, dll perlu dirumuskan secara lebih aktual dan kontekstual, mengingat kajian Islamic studies klasik selama ini belum berbicara banyak tentang kebencanaan tsb. Kinilah saatnya para guru, dosen, da’i, khatib, ustaz, kiai, penulis secara gencar dan massif mendakwahkan tentang isu bencana ini secara lebih aktual dan kontekstual, selain isu korupsi, narkoba dll.
Tak kalah pentingnya adalah membangun rasa solidaritas keumatan dan kebangsaan melalui penggalangan dana dan bahan material lainnya yg dibutuhkan para pengungsi dan korban bencana alam. Perlu juga ditambahkan di sini bahwa dalam mengantisipasi datangnya bencana diperlukan tiga tahapan: pertama, Mitigas: kesiapan psikologis, sosiologis, politis, ekonomis dan cultural pada saat SEBELUM datangnya bencana, yakni pentingnya bagi masyarakat untuk mengikuti informasi para pakar bencana seperti dari BMKG, BNPB, BPDB dan sejenisnya yang selalu mewanti-wanti masyarakat tentang, mislanya, status: NORMAL, WASPADA, SIAGA dan AWAS dari letusan gunung api. Banyaknya korban gunung Merapi maupun Sinabung salahsatunya sebagian masyarakat cuek dengan peringatan dini pra-bencana. Kedua, tahapan Tanggap Darurat terutama beberapa jam/hari setelah terjadi bencana. Ketiga, tahap Rekonstruksi/Rehabilitasi pasca bencana. Idealnya Pemda, tokoh-tokoh masyarakat sudah memberikan edukasi kepada warga sekitar pada tahap Mitigasi/pra-bencana. Negara Jepang telah mengantisipasi datangnya bencana pada tahap pertama/mitigasi sehingga bisa meminimalisir korban jiwa. Demikian juga setiap daerah di tanah air sebenarnya memiliki banyak kearifan local yang bisa dimodifikasi untuk tahapan mitigasi.
Ke depan, umat serta warga bangsa perlu mewujudkan konsep dan aplikasi green city yakni mengembalikan tata manajemen perkotaan kembali menuju suasana pedesaan yg asri, original dan harmoni (friendly) dengan alam (Lebih lanjut lihat: Demokrasi Religius edisi 25 ttg Lingkungan Hidup, dan edisi 34 ttg Fikih Air). Semoga. Wallahu a’lam bisshawab.-,

https://www.facebook.com/groups/111975225553404/permalink/584018968349025/

Rabu, 29 Januari 2014

Tips SEA SURVIVAL

Tips SEA SURVIVAL
1. Saat anda harus meninggalkan kapal (Abandon Ship) kenakan pakaian lengkap jangan telanjang dan selalu kenakan pelampung / Personal Floatation Device (PFD).
2. Jangan melompat dari ketinggian lebih dari 6 meter.
3. Perhatikan model pelampung yang anda pakai dan lakukan sikap terjun yang aman untuk type pelampung yang anda pakai. Model pelampung berbeda beda dan ada beberapa sikap yang aman untuk terjun sambil mengenakannya.
4. Segera berenang menjauhi kapal yg sedang tenggelam sejauh mungkin untuk menghindari tersedot.
5. Saat di air buatlah kelompok dengan survivor yang lain dan saling kaitkan lengan satu sama lain membentuk lingkaran agar mudah terlihat dari udara dan agar mengurangi efek kedinginan atau hanyut sendirian.
6. Usahakan menemukan rakit penyelamat / life raft
7. Bersikap tenang dan jangan terlalu banyak gerak yang tidak perlu
8. Setelah menemukan rakit, segera naik satu per satu.
9. baca petunjuk Sea Survival yang ada dalam Survival Kit di rakit penyelamat dan ikuti dengan ketat.
10. Obati yang terluka dan tenangkan yang panic sambil menunggu bantuan.

Rabu, 20 November 2013

Kartu ATM

Kartu ATM


Kartu ATM, sepertinya sudah merupakan “trend” setiap orang. Tetapi sayangnya masih ada sebagian orang yang “takut” mengganti No PIN, dengan alasan takut lupa. Bahkan ada yang menyimpan catatan PIN dalam dompet yang sama dengan kartu ATM. Sehingga ketika dompet hilang, dan terlambat melapor (diluar jam kerja)…..langsung simpanan terkuras…….(cerita pagi ini dari pengalaman buruk seorang teman). Terus dimana menyimpan no PIN yang aman.....selain di otak..."mungkin" bisa disimpan sebagai nomer HP (tentu saja dengan nama tertentu, jangan dengan PINBANK), dengan nama Bang Brian atau nama lain..sumonggo

Kamis, 17 Oktober 2013

Khutbah Idul Adha 1434 H


PESAN MORAL IBADAH QURBAN DAN HAJI 


Oleh:
 Muhyiddin Mawardi
Majelis Lingkungan Hidup, PP. Muhammadiyah

الله اَÙƒْبَر اللهُ اَÙƒْبَرُ اللهُ اَÙƒْبَرُ ÙˆَÙ„ِلهِ الحَÙ…ْدُ
Pada hari ini tanggal 10 Dzulhijjah 1434 H, adalah hari ‘Iedul adha atau ‘Iedul qurban, yang merupakan salah satu hari yang dimuliakan oleh Allah swt. Pada hari yang mulia ini  kaum muslimin di seluruh dunia sangat dianjurkan untuk memperbanyak mengucapkan kalimah takbir, tahmid dan tasbih, melaksankan sholat ied secara berjamaah, sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah swt.  Setelah itu, kemudian akan diteruskan dengan suatu syariat sebagaimana yang telah dicontohkan pula oleh Rasulullah Muhammad saw, yakni melakukan pemotongan hewan korban dan membagikan daging hewan kepada sanak saudara,  tetangga dan handai tolan. Kedua syariat ini  merupakan rangkaian prosesi ibadah ‘iedul qurban yang insya Allah kita laksanakan dengan penuh iman dan semata mengaharapkan ridha Allah swt.. Sementara itu, pada hari ini banyak  sudara-saudara kita yang tidak bisa bersama-sama kita melaksanakan rangkaian prosesi ibadah idul qurban dan haji,  lantaran mereka sedang terbaring sakit di rumah sakit atau di rumah masing-masing.  Marilah kita doakan mereka, semoga Tuhan Allah swt segera memberikan kesembuhan dan kesehatan kepada mereka sehingga mereka bisa melaksanakan segala tugas dan kewajiban hidupnya. Demikian pula banyak saudara-saudara kita sesama muslim yang berada di Burma, Mindanau, Mesir, Syria, Irak, Palestina dan sebagainya, mereka tidak bisa melaksanakan rangkaian ibadah qurban dan haji dengan tenang karena negaranya sedang berada dalam situasi yang tidak aman akibat kerusuhan atau konflik kepentingan dan perebutan kekuasaan yang berkepanjangan. Kita semua kaum muslimin di tanah air khususnya yang hadir pada kesempatan ini wajib bersyukur atas situasi keamanan di negara kita,  seraya ikut mendo’akan, semoga sudara-saudara kita yang sedang menerima cobaan dari Allah swt masih tetap berada dalam iman dan kesabaran, dan semoga Allah swt segera memberikan jalan keluar dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. Sebagai saudara sesama muslim,  masing-masing kita berkewajiban secara kolektif untuk membantu mereka, paling tidak kita peduli dan berimpati kepada mereka yang saat ini sedang mengalami kesusahan melalui doa, semoga Allah swt segera memberikan jalan keluar untuk permasalahan yang sedang mereka dihadapi. Amin.

Ibadah qurban sebagaimana yang telah sering kita laksankan, jika dicermati  sebenarnya sarat dengan makna dan pesan bahwa hawa nafsu (hewaniah) manusia harus senantiasa dikendalikan, yang dilambangkan dengan  “penyembelihan hewan kurban” agar fitrah kemanusian kita lebih menonjol dan mewarnai perilaku kehidupan kita, bukan sebaliknya, hidup kita dikuasai dan dikendalikan oleh hawa nafsu. Perintah berqurban, juga mengandung makna bahwa untuk meraih sesuatu yang mempunyai derajat lebih tinggi dan lebih bernilai, harus dilakukan dengan kerja keras dan pengurbanan. Idul Qurban adalah hari penghambaan, Idul Qurban adalah hari raya bagi siapa saja yang sadar bahwa dirinya hanyalah seorang hamba yang harus tunduk, patuh dan bertawakkal hanya kepada Allah swt Yang Maha Kuasa.