Label

Jumat, 26 November 2010

PERNYATAAN SIKAP  WARGA MUHAMMADIYAH / KAMPUNG KAUMAN YOGYAKARTA 
TERHADAP PENYELENGGARA FFI.

Film “Sang Pencerah” jelas sangat punya arti khusus bagi kami warga muhammadiyah atau warga Kampung Kauman Yogyakarta.Suatu penghargaan yang sangat besar untuk kami ketika kisah Kiai Ahmad Dahlan yang seorang pahlawan nasional sekaligus pendiri organisasi Muhammadiyah di tuangkan dalam sebuah film.Hampir 2 juta penonton yang telah mengapresiasi film ini termasuk beberapa menteri dan pejabat negara, bapak wakil presiden Boediono pun tak ketinggalan memberikan penilaian dua jempol untuk film ini.
Kepentingan kami terhadap film “sang pencerah” sangatlah sederhana,kami hanya ingin menggunakan film ini sebagai media da’wah kami menyampaikan atau meneruskan ajaran-ajaran Kiai Ahmad Dahlan tentang toleransi beragama,bersikap adil dan saling mengasihi antar sesama.
Oleh karena itu, tidak bisa di pungkiri bahwa kami sesungguhnya menginginkan film yang bercerita tentang sejarah pendahulu kami, film yang bercerita tentang sejarah berdirinya organisasi kami ini di apresiasi lebih oleh sebuah lembaga festival film, entah festival film di luar negeri atau di dalam negeri sendiri.Karena kami menganggap di situlah salah satu tempat kami untuk melakukan da’wah tentang ajaran-ajaran Kiai Ahmad Dahlan.
Sayangnya niat kami itu di hambat oleh sikap dan pernyataan dari panitia Festival Film Indonesia (FFI) sendiri.dalam suatu kesempatan ibu Viva Westi selaku ketua komite seleksi FFI menyatakan bahwa film “sang pencerah” salah dalam menggunakan landasan history dan banyak data sejarah yang salah. Sejarah Kiai Ahmad Dahlan dan sejarah Muhammadiyah memang milik bangsa, tetapi jangan melupakan kami sebagai pihak yang mempunyai keterikatan langsung di dalam sejarah tersebut.Sejarah Kiai Dahlan yang mana yang di anggap salah? sejarah tentang Muhammadiyah yang mana yang di anggap salah?
Seandainya memang ada kesalahan data atau cerita sejarah yang salah menyangkut pendahulu kami, apakah kami akan merasa di rugikan?
Kami selaku pihak yang mempunyai keterikatan langsung terhadap sejarah Kiai Ahmad Dahlan dan Organisasi Muhammadiyah tidak pernah di konfirmasi oleh pihak FFI atau Komite Sejarah sehubungan dengan pernyataan dan penilaiannya tentang kesalahan data sejarah di dalam film “Sang Pencerah”.
Dalam permasalahan ini Kami menganggap pihak FFI atau Komite Seleksi FFI telah menghambat niat Da’wah dan siar kami menyampaikan ajaran-ajaran Kiai Ahmad Dahlan. dan sedikit melukai hati kami
Oleh karena itu kami menyatakan kecewa terhadap apa yang di lakukan oleh pihak FFI dan Komite Seleksi FFI
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan petunjuk Nya kepada kita semua...Amiin

1 komentar:

nugroho.laison mengatakan...

Muhammadiyah, dan Yogya...
sedang dilupakan sejarah dan kontribusinya oleh elit politik dan elit dunia hiburan.

kita harus bersabar, dan bantah dgn bukti nyata.

Wassalam,




Nugon