Label

Selasa, 09 Desember 2008

Mengapa BEREBUT DAN BERDESAK






Masih melekat dalam ingatan kita jatuhnya kurban jiwa pada tahun 1990, ketika ribuan jamaah haji jadi kurban di terowongan Mina. Demikian juga terjadi pada tahun-tahun berikutnya meskipun jumlah kurban jiwa bisa ditekan. Yang masih segar adalah kurban berebut zakat di Ramadhan 1429 H.
Hari-hari ini semua mass media memberitakan ricuhnya pembagian daging kurban dan jatuhnya kurban pingsan di berbagai kota akibat berdesakan untuk berebut daging kurban.
Menimbulkan pertanyaan bagi kita semua, mengapa hal yang tidak inginkan ini terus terjadi, bahkan untuk tahun ini pemberitaan tersebut meningkat.
Siapa yang salah.....:
- masyarakat yang berebut
- jatah yang kurang
- sistem pembagian yang kurang bagus
Tentu semua pihak tidak menginginkan hal itu terjadi, tetapi hal itu selalu terjadi. Alhamdulillah untuk jamaah haji, tahun ini terbilang tertib, karena Pemerintah Arab Saudi telah menambah fasilitas dan petugas untuk mengatur jutaan jamaah haji.
Ada satu hal yang menarik kalau kita urai kasus tersebut. Untuk jamaah haji, ada satu kesan, jamaah saling berebut cepat adalah karena ingin segera selesai melunasi semua kewajiban. Sehingga merasa telah "lepas beban" kalo telah menunaikan kewajiban, seperti lempar jumroh. Keinginan segera "lepas beban" menjadikan sebagian jama'ah tergesa melaksanakan. Bahkan ketika belum sampai tempat yang memungkinkan untuk melempar, ada jamaah yang asal lempar. Padahal untuk mencapai bibir lingkaran bibir jamarat tidak terlalu sukar.
Penjelasan yang bisa difahami tentang makna ibadah perlu lebih disampaikan kepada para calon jamaah. Serta faktor ketertiban dan kedisiplinan dalam makna ibadah.
Jangan malah sampai jamaah merasa takut dan gelisah dalam beribadah.
Kasus antrean yang ricuh baik zakat maupun daging kurban, harus segera diatasi. Sistem pendistribusian yang baik, dengan melibatkan takmir masjid maupun kepantiaan yang tersistem harus segera dilaksanakan. OLrganisasi masyarakat, takmir masjid dan elemen lain perlu berkoordinasi, dengan satu tekad "Tidak ada lagi kericuhan dalam pembagian zakat dan daging korban"

1 komentar:

*Nina* mengatakan...

Yahhh... begitulah sifat manusia. TIDAK SABAR. Andai semua manusia didunia ini memiliki sifat sabar, mungkin gak ada istilah berebutan, berdesakan, sikut2an, semua akan berjalan dengan tertib dan teratur. Sudahkah anda sabar ??????