Label

Rabu, 29 Oktober 2008

Belajar sholat secara Audio Visual bersama Ustadz Suprapto Ibnu Juraimi

Bismillahirrahmanirrahim
(Dengan nama Allah, Maha Pemurah Maha Pengasih)
"Apabila kamu telah selesai shalat, maka ingatlah kepada Allah, sewaktu
berdiri, duduk dan berbaring. Kemudian kalau sudah amat tenteram, maka
kerjakanlah shalat itu (sebagaimana biasa), sesungguhnya shalat itu diwajibkan
kepada orang-orang yang mukmin, dengan tertentu waktunya."(QS. An-Nisa:103)
Sholat adalah suatu kewajiban ibadah kepada Allah, yang dilaksankan dengan gerakan dan bacaan tertentu. Gerakan dan bacaan tersebut harus bersumberkan ajran Rasulullah Muhammad SAW, sebagaimana hadits :
Hadits dari Malik bin Huwairits ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku melakukan shalat". (Diriwayatkan oleh al-Bukhari).
Ummat Islam sekarang ini belum ada yang pernah melihat Rasulullah SAW menjalanakan sholat. Tetapi kita "hanya" mendapatkan "cerita" bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan dalam bentuk tulisan. Tulisan (kitab) itupun ditulis jauh setelah Rasulullah SAW wafat. Meski demiukian kita meyakini "cerita" yang disebut HADITS mempunyai tingkat akurasi dan kepercayaan yang sangat tinggi bersumber dari Rasulullah SAW.
Persoalannya adalah menceritakan dengan LISAN sebuah bentuk gerakan visual terkadang tidak bisa diterima secara utuh, apalagi kemudian "cerita lisan" itu kita terima dalam bentuk tulisan. Ada kesulitan tersendiri merubah bentuk tulisan menjadi sebuah gerak visual, karena (sayangnya) pada zaman Rasulullah SAW belum ada teknologi rekam visual.
Untuk itu pada saat sekarang ini perlu dibuat "pelajaran sholat" dalam bentuk Audio Visual, agar kita mempelajari dengan lebijh baik.
Berikut disajikan Pelajaran Sholat bersama Ust HMS Ibnu Juraimi dalam bentuk Audio Visual, dengan pemandu Mas Erwin Allahu yarham, dulu staf Rektorat UAD, meninggal 2 tahun lalu


Sholat (1)


Sholat (2)


Sholat (3)


Sholat (4)


Sholat (5)


Sholat (6)

Selasa, 28 Oktober 2008

HADIAH untuk yang SALAH


HADIAH untuk yang SALAH

Kata hadiah dan hukuman begitu akrab di telinga kita. Hadiah selalu diberikan kepada para juara atau mereka yang berjasa, dan hukuman tentu saja diberikan untuk yang salah.
Ternyata hal itu tidak semua benar, ada pemberian hadiah atau kemudahan diberikan justru pada mereka yang salah. Yaitu di ”PALANG KERETA API”. Coba diperhatikan, sesuai UU No 27 Tahun 2007 Pasal 124
Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
sesuai aturan tersebut, kalau Kerata Api mau lewat maka palang kereta diturunkan dan lalu lintas berhenti. Yang pertama berhenti akan mentaati dengan tetap disebelah kiri. Tetapi coba perhatikan, yang berhenti kemudian atau yang belakangan, seringkali mengambil jalur di kanan (agar tetap di depan).
Pada saat palang kereta dibuka, selalu sisi sebelah kanan terangkat duluan, sehingga mereka yang berada di jalur kanan senantiasa bisa jalan duluan.
Saya tidak tahu apakah sistem pembukaan/pengangkatan palang kereta ini ada aturannya atau tidak. Tetapi ini mencerminkan ketidakadilan, karena justru yang berbuat salah malah mendapatkan kemudahan

Kamis, 23 Oktober 2008

ARISAN BERANTAI


ARISAN BERANTAI

Sudah beberapa kali kita lihat di media TV maupun cetak, berita tentang penipuan yang merugikan masyarakat hingga miliaran rupiah. Modusnya hampir sama, tetapi anehnya, masyarakat begitu mudah untuk menjadi mangsa penipu. Ini membuktikan manusia selalu ingin mandapatkan keuntungan besar dan cepat. Tawaran dan iming-iming hadiah besar senantiasa menggoyahkan akal sehat manusia.
Modusnya selalu sama, Cuma bentuk kemasannya berbeda, ada dengan tawaran investasi, ada yang tabungan berhadiah, ada juga yang kesanggupan pelunasan hutang, bahkan ada yang dengan kemasan agama (ibadah haji dan umrah).
Kita ingat PT QSHAR, PT MWI atau bentuk badan usaha lain, investasi burung walet atau sistem MLM, semuanya berakhir pada kerugian miliaran rupiah dipihak peserta. Memang ada yang diuntungkan yaitu peserta awal, dan ini selalu menjadi daya tarik tersendiri,
• PT QSHAR menawarkan investasi di bidang hasil bumi, dengan ikut serta modal, maka akan mendapatkan keuntungan berlipat. Sehingga menarik banyak peserta, teteapi semua berakhir dengan kebohongan.
• PT MWI menawarkan investasi 1 jt rupiah, setiapa peserta begitu mendaftar langsung mendapat sebuah jaket seharga 50.000 rup, trus selama lima bulan mendapatkan bantuan sembako seharga 150.000 rup. Kemudian bulan ke enam uang 1 juta kembali utuh. Luar biasa ribuan peserta dan semuanya berakhir dengan kebohongan. Milyaran rupiah dibawa kabur.
• Yang paling menggoda ketika tawaran haji...siapa yang tidak ingin melaksanakan ibadah haji....ketika ada yang menawarkan ke rumah, seorang doktor, anggota pengurus majelis Ulama. Untung masih mau mikir...sehingga saya tidak jadi ikut.
• Sistem pelunasan hutang, dengan membayar separo hutang kita melalui usaha mereka, maka sistem usaha akan melunasi kekuarangannya
• BOS (Bebas ongkos setrum) sebuah program yang menawarkan dengan membeli peralatan tertentu seharga 350 ribu akan bebas beaya langganan listrik selama tiga tahun.

Itulah beberapa contoh penipuan yang anehnya terus terjadi dan masyarakat begitu mudah tertipu. Seorang ekonom mengatakan, hati-hatilah jika mendapatkan tawaran investasi dengan keuntungan bersih di atas 3% per bulan. Karena hal itu cenderung penipuan.
Untuk itu kalo ada penawaran b aik di internet maupun lewat media lain hendaknya hati-hati,
Contoh :
Dengan mengirim via ATM ke empat no rekening, masing-masing 20.000 rup, maka akan didapatkan ratusan juta rupiah ke no rekening pengirim. Mari kita hitung :
Untuk bisa mendapatkan 1 juta rupiah, maka harus ada 50 orang peserta, atau lengkapnya sbb :
• 1 orang peserta mendapatkan 1 juta rupiah maka harus ada 50 orang peserta
• 50 peserta @ 1 juta rup, maka harus ada 2.500 peserta
• 2.500 peserta @ 1 juta rup, maka harus ada 1.25.000 peserta
• 125.000 peserta @ 1 juta rup, maka 6.250.000 peserta

Dari contojh di atas jelas maka yang untung hanya peserta awal, sementara belakangan hanya akan gigit jari..........

Kamis, 16 Oktober 2008

KONSEP KELUARGA SEBAGAI (PUSAT) KADERISASI


Ia berkata:"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalanku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari Engkau seorang putera,
yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhoi"
. (QS. 19 : 4-6)

Doa Nabi Zakaria as, diatas menunjukkan satu komitmen seorang pembawa risalah, yang sangat bertanggung jawab atas kelangsungan risalah dan amanah yang diembannya. Kata “mewarisi” tentu bukanlah hanya sebatas “harta” tetapi lebih merupakan harapan terhadap anak keturunannya yang akan mewarisi amanah dan tugas tersebut. Dari riwayat para nabi dan rasul terlihat banyak hubungan keluarga antar nabi dan rasul. Hal ini menunjukkan bahwa memelihara amanah risalah tersebut menjadi satu komitmen yang sudah mentradisi.
Memang tidak semua keturunan/anak para nabi pasti menjadi anak yang shaleh, tetapi ada juga sebagian dari mereka yang justru menjadi penentang risalah, seperti Qabil (anak Adam as), ataupun putra nabi Nuh as, yang harus tenggelam. Kalau melihat riwayat Rasulullah Muhammad SAW demikian pula para sahabat, maka terlihat kesungguhan mereka untuk memelihara risalah melalui pendidikan terhadap putra-putrinya, sehingga kita tidak melihat anak keturunan mereka menjadi penentang risalah.
Dalam tradisi keluarga Muhammadiyah, pada zaman awal, bisa juga dilihat hubungan kekerabatan antar mereka. Ini menunjukkan bahwa pada fungsi keluarga sebagai media pendidikan kader sangat diperhatikan. Meskipun kemudian pada generasi ke 3 dan ke 4 mulai nampak adanya perbedaan.

Kedudukan dan Fungsi Keluarga dalam Muhammadiyah
Pedoman Hidup Islami bagi warga Muhammadiyah telah mengajarkan dengan cukup jelas :

1. Kedudukan Keluarga
1.1 Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan, karenanya menjadi kewajiban setiap anggota Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah, mawadah warahmah yang dikenal sebagai Keluarga Sakinah.
1.2 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut untuk benar-benar mewujudkan Keluarga Sakinah yang terkait dengan pembentukan Gerakan Jama’ah dan Da’wah Jama’ah menuju terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2 Fungsi Keluarga
2.1 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah perlu di selain dalam mensosialisasikan nilai-nilai ajaran Islam juga melakukan fungsi kaderisasi sehingga anak-anak tumbuh menjadi generasi muslim Muhammadiyah yang dapat menjadi pelangsung dan penyempurna gerakan da’wah di kemudian hari.
2.2 Keluarga-keluarga di lingkungan Muhammadiyah dituntut keteladanan (uswah hasanah) dalam mempraktikkan kehidupan yang Islami yakni tertanamnya ihsan/kebaikan dan bergaul dengan ma’ruf saling menyayangi dan mengasihi dan menghormati antar antar anggota keluarga, memberikan pendidikan akhlaq yang mulia secara paripurna, menjauhkan segenap anggota keluarga dari bencana siksa siksa neraka, membiasakan bermusyawarah dalam menyelesaikan urusan, berbuat adil dan ihsan, memelihara persamaan hak dan kewajiban, dan menyantuni anggota keluarga yang tidak mampu.

Dengan memahami kedudukan dan fungsi tersebut, maka setiap warga Muhammadiyah dituntut kesadaran untuk mempersiapkan keluarga dengan sebaik-baiknya, bahkan bisa dimulai ketika dia mencari jodohnya. Adanya saling pengertian antara suami-istri, yang menyadari kedudukan dan fungsi keluarga dalam Muhammadiyah akan sangat mendukung bagi berlangsungnya kaderisasi dalam lingkungan keluarga. Sebab tidak sedikit adanya kasus “biren” dari beberapa kader yang pada mulanya dikenal aktif, tetapi begitu memasuki jenjang perkawinan maka keaktifannya mulai berkurang.
Dalam kaitan dengan konsep Gerakan Jama’ah dan Da’wah Jama’ah, maka setiap keluarga Muhammadiyah mestinya mampu dan bersedia menjadi inti gerakan. Kesiapan ini akan bisa berlangsung dengan baik, apabila keluarga tersebut sudah mempunyai komitmen dan kesadaran yang tinggi sebagai kader persyarikatan.
Transformasi nilai-nilai dasar agama merupakan sudah semestinya mendapat tempat yang tinggi bagi setiap keluarga yang menyadari fungsi dan perannya, sehingga setiap anak keluarga Muhammadiyah akan menjadi bibit kader, seperti yang telah dicontohkan para “founding father” persyarikatan.

STRATEGI KADERISASI DALAM KELUARGA
Kaderisasi melalui lembaga keluarga memang belum tersusun secara konsepsional seperti pada lembaga kaderisasi yang lain. Dan memang kemudian menjadi satu pertanyaan, apakah memang perlu disusun konsep baku kaderisasi melalui keluarga. Sebab setiap keluarga mempunyai kekhasan yang khusus, sehingga tidak mudah untuk menyusun konsep strategi yang bisa berlaku untuk semuanya. Tetapi secara umum strategi dapat dikemukakan sebagi berikut :
- Pendidikan sejak dini
Pengenalan persyarikatan kepada setiap anak sejak dini menjadi sangat perlu, baik melalui simbol-simbol persyarikatan maupun kegiatan dilingkungan keluarga. Hal ini dapat juga disampaikan melaui cerita tokoh-tokoh serta keluarga yang telah berjuang di persyarikatan
- Pendidikan formal
Meskipun bukan suatu keharusan, semangat orang tua menempuh jalur pendidikan melalui Sekolah Muhammadiyah akan dapat sangat membantu tumbuhnya kader Muhammadiyah yang lahir dari keluarga Muhammadiyah. Sikap orang tua ini akan menjadi contoh bentuk keberpihakan orang tua terhadap persyarikatan, yang bagi anak akan mempunyai kesan yang mendalam.
- Pengenalan manfaat persyarikatan
Manfaat dalam hal ini bukanlah yang bersifat materiil, tetapi lebih merupakan manfaat yang didapatkan keluarga karena orang tuanya aktif di persyarikatan, seperti manfaat mendapatkan tuntunan agama yang benar.

MENUMBUHKAN SEMANGAT BERMUHAMMADIYAH
Nasyiah yang bersimbol padi
Terdidik tiap hari......

…………………………
Bait lagu di atas, merupakan satu bentuk pelatihan yang sangat berharga, karena adanya pendidikan tiap hari, dan itu hanya bisa efektif melalui pendidikan keluarga, maka akan tumbuh semangat ber Muhammadiyah yang menggelora dan akan membekas pada diri anak untuk senantiasa ber Muhammadiyah.
Dalam lingkungan keluarga penumbuhan semangat berMuhammadiyah, sudah merupakan suatu keniscayaan. Sebagaimana strategi kaderisasi, maka semangat ini harus ditumbuhkan sejak dini, dengan memberikan semangat dan menggembirakan anak-anak untuk aktif dalam kegiatan organisasi di bawah persyarikatan. Disamping itu perlu juga ditanamkan bahwa keaktifan dalam persyarikatan adalah juga merupakan bentuk pelatihan yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi anak.
Sebagai orang tua yang mempunyai aktivitas di Muhammadiyah, maka harus selalu mengupayakan adanya kegiatan kemasyarakatan yang dapat menjadi ajang berlatih bagi anak-anak dalam keluarga untuk berbakti pada Muhammadiyah

PENUTUP
Dari semua hal di atas maka yang menjadi sangat penting adalah perilaku serta sikap konsistensi orang tua terhadap Muhammadiyah, hal ini akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan semangat anak. Demikian juga jangan sampai muncul keluhan bahwa keaktifan dalam persyarikatan akan mengganggu pelajaran anak, tetapi orang tua harus mampu mendidik dan memahamkan anak
untuk mengatur waktu dengan baik
Penghargaan bagi anak yang mempunyai prestasi di persyarikatan (AMM) harus selalu diberikan, sehingga anak akan menjadi semakin mantap ber Muhammadiyah

Kamis, 09 Oktober 2008

PENYISIPAN TiO2 PADA ZEOLIT UNTUK REDUKSI WARNA DAN BOD LIMBAH TEKSTIL

Budi Setiawan, Rosyidin
Pustek Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta

ABSTRAK
PENYISIPAN TiO2 PADA ZEOLIT UNTUK REDUKSI WARNA DAN BOD LIMBAH TEKSTIL
. Telah dilakukan pembuatan butiran bahan adsorben Zeolit-TiO2 dengan kandungan 5, 10, 15% TiO2, menggunakan berbagai bahan perekat dan suhu pemanasan 200, 300, dan 500 oC, dengan ukuran diameter 0,5 dan 1cm. Adsorben digunakan sebagai media penyerap kadar warna dan Kadar BOD pada limbah tekstil dengan cara pengadukan bervariasi 20, 40, dan 60 menit. Dari percobaan diketahui bahwa kondisi bahan dan proses terbaik untuk reduksi warna dan BOD pada limbah tekstil adalah lem Fox, diameter 0,5 cm, suhu pemanasan 200 oC, waktu pengadukan 60 menit serta kandungan TiO2 15%, yaitu mampu menyerap kadar warna 47% dan kadar BOD 81,9%.

ABSTRACT
INTERCALATION TiO2 IN ZEOLIT FOR REDUCTION COLOUR AND BOD OF TEXTILE WASTE. The Granule Forming of Zeolite adsorbent Has been done with 5, 10, 15% of TiO2. using the variation of adhesive materials. On 200, 300, and 500 oC. with diameter of 0.5 and 1 cm. The adsorbent materials was used to media of color levels absorption and BOD level on textile waste product by using stirring methods. The variation of stirring 20, 40 and 60 minutes. The result showed that the best materials condition and process for reduce colour level and BOD levet on textile waste were Fox glue on 200 oC, stirring time at 60 minutes at 15% TiO2, which potent to adsorb colours level 47% and BOD level 81,9%

Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir 2007

Korban Garuda 2007

Rabu, 08 Oktober 2008

STUDI PEMISAHAN ANION FOSFAT, OKSALAT, DAN SITRAT. DALAM URIN

Budi Setiawan, Dwi Purnomo
Puslitbang Teknologi Maju-BATAN, Yogyakarta

ABSTRAK

STUDI PEMISAHAN ANION FOSFAT, OKSALAT, DAN SITRAT DI DALAM URIN. Telah dilakukan pemisahan dan identifikasi anion-anion fosfat, oksalat, dan sitrat, pembentuk batu ginjal dalam urin, pada pasien pasca sembuhan, secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Pasien sembuhan dan pembanding diberi diet kalium sitrat. Urin ditampung selama 24 jam dengan dua kali penampungan, siang antara pukul 6.00 sampai dengan pukul 18.00, dan malam hari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 pagi hari berikutnya. Pengambilan urin dilakukan pada diet nol, 3, dan 6 bulan. Urin dikocok ,dan lima ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dibiarkan selama satu malam di dalam lemari es. Beningan langsung dilakukan identifikasi dan analisis. Identifikasi dan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kolom penukar anion IC Pak Anion 4,6 X 50 mm, dengan eluen larutan borat glukonat asetonitril. Diketahui bahwa di dalam beningan mengandung fosfat, oksalat, dan sitrat. Dari 21 cuplikan urine diperoleh data kandungan fosfat, oksalat, dan sitrat.


ABSTRACT

STUDY OF PHOSPHAT, OXALATE AND CITRATE ANIONS SEPARATION IN URINE. The separation and identification of phospate, oxalate, and citrate anions as the nephrolithiasis had been done. Separation and identification of the anions, were were done by High Performance Liquide Chromatography, HPLC. The curable and compare patients were potassium citrate diet .The Urine was collected for 24 hours, by twice collected, in the first time were it 6.00 until 18.00, and in the night were from 18.00 to 06.00 in the next morning. The patient’s urine were tapped in zero, three, and six months diet. The urien were agitated, and five ml of the agitated urine were introduced in a tube. The urine was one night stored in the refrigerator the light fase phophate, oxalate and citrate, identified by HPLC, used the 4,6 X 50 mm IC Pak Anion Exchanged, and the solution of borat glukonat asetonitril mixture as the eluent. The sample were phosphate, oxalate, and citrate containt. The phosphate, oxalate and citric were contained in the 21 samples of urines.

Selasa, 07 Oktober 2008

PENURUNAN KANDUNGAN SOx PADA GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN KARBON AKTIF

Budi Setiawan, Dwi Purnomo
Puslitbang Teknologi Maju BATAN Yogyakarta


ABSTRAK

PENURUNAN KANDUNGAN SOx PADA GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN KARBON AKTIF. Telah dilakukan pembuatan briket karbon aktif menggunakan berbagai bahan perekat dengan ukuran 1cm3. Briket karbon aktif digunakan sebagai mediak penyerap gas SOx pada gas buang kendaraan bermotor dengan cara memodifikasi knalpot dan meletakkan media karbon aktif pada jarak 5, 10, dan 15 cm. Gas keluar dianalisis kandungajn SOx dengan cara penyerapan menggunakan tabung impenger dan analisis spektrofotometri. Dari percobaan diketahui bahan perekat terbaik adalah kanji, serta semakin panjang lintasan maka reduksi SOx akan semakin tinggi.


ABSTRACT

THE DECLINED OF SOx CONTAINED IN THE THROWN AWAY GAS VECHILE BY ACTIVE CARBON. Some of the 1 cm3 dimensions of carbon actives brickets has been made by some several glues. The carbon bricket were used to adsorb the SOx gas in the vechile’s thrown away gas. The active carbon were placed in 5, 10, and 15 cm distances. The SOx content in the thrown away gases were adsorbed by impengers tubes and spectrophotometric analyzed. The starch was the best glue. And the longer of the columns the reduction of SOx gas were better.